Kamis, 06 Juni 2013

INSENERATOR

A. PENGERTIAN

Insenerator adalah Incinerator adalah suatu alat pembakar sampah yang di operasikan dengan menggunakan teknologi pemhakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat terbakar habis.

Kebutuhan udara sekunder pada Proses pembakaran di incinerator dengan laju massa sampah 608J2 kg / jam adalah 1M2,47 kg/Jam dengan exces air 3 % maka didapat penghematan minyak tanah sebesar7 liter/jam. Incinerator merupakan peralatan pemusnah sampah khusus yang bekerja pada suhu yang tinggi, sehingga dapat menghancurkan sampah – sampah berbahaya dan beracun ataupun sampah – sampah infeksi, sehingga sisanya dapat dibuang dengan aman ke tempat pembuangan sampah umum.

Incenerator ini memiliki ruang pembakaran, tempat sampah yang akan dibakar. Pada chamber terdapat saluran untuk mengalirkan bahan bakar juga dilengkapi saluran untuk mengalirkan udara dari blower, yang diperlukan pada proses pembakaran, pembakaran ini dilakukan pada chamber tertutup, untuk menghindari bahaya toksin maupun infeksi dari sampah yang akan dimusnahkan. Proses pembakaran ini memerlukan waktu yang bervariasi, tergantung jenis sampahnya serta volume sampah yang akan dimusnahkan. Pada incinerator, biasanya memiliki dua buah ruang pembakaran untuk membakar obyek dan membakar asap sebelum difilter, sehingga sisa – sisa karbon dari pembakaran yang terbawa asap akan semakin berkurang, sehingga gas CO yang dihasilkan juga semakin berkurang, dan tidak membahayakan bagi lingkungan.

Jenis insinerator yang biasanya digunakan untuk limbah rumah sakit adalah jenis controlled-air ,yang dikenal di pasaran sebagai pembakaran secara starved air atau secaramodular atau secara pyrolytic. Sistem ini disebut demikian karena jenis ini dioperasikan dengandua ruangan yang bekerja secara seri. Ruangan pertama (bagian limbah padat) difungsikan padakondisi substoichiometris (beberapa jenis dijumpai juga pada model kiln), sedang ruangan kedua (bagian limbah gas) di fungsikan pada kondisi udara yang berlebih.

B. TUJUAN

Tujuan dari penggunaan alat ini adalah

1. Untuk menghancurkan sampah – sampah berbahaya dan beracun ataupun sampah – sampah infeksi, sehingga sisanya dapat dibuang dengan aman ke tempat pembuangan sampah umum.

2. Mendestruksi materi-materi yg berbahaya seperti mikroorganisme pathogen dan meminimalisir pencemaran udara yg dihasilkan dari proses pembakaran sehingga gas buang yg keluar dari cerobong  menjadi lebih terkontrol dan  ramah lingkungan.

C. PRINSIP / MEKANISME KERJA

Proses insenerasi akan berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:

1) Tahapan pertama adalah  membuat air dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi kering dan siap terbakar.

2) Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana temperature belum terlalu tinggi.

3) Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama digunakan sebagai pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400OC-600OC. 
Ruang bakar kedua digunakan sebagai pembakar asap dan bau dengan suhu antara antara 600OC-1200OC.
Suplay oksigen dari udara luar ditambahkan agar terjadi oksidasi sehingga materi-materi limbah akan teroksidasi dan menjadi mudah terbakar, dengan terjadi proses pembakaran yg sempurna, asap yg keluar dari cerobong menjadi transparan.

D. CARA KERJA

1. Switch pompa di “on” kan lebih dahulu agar sirkulasi air dialat scrubber dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Masukkan limbah padat yang sudah dimampatkan dan dibungkus kantong ( bukan bahan dari Plastik ) kedalam ruang pembakaran, Jarak kantong terhadap ujung burner paling dekat 30 cm, agar tidak menutup lubang nozzel dari burner.

3. Tutup daun pintu incinerator sampai bisa rapat, sehingga “limit switch” bisa bekerja dengan baik, dan burner bisa menyala dengan baik

4. Aturlah timer (waktu kerja) sesuai waktu yang dikehendaki. Secara automatik, incinerator akan bekerja sesuai dengan waktu yang telah diatur tersebut. Matikan tombol POWER On-Off terlebih dahulu dan hidupkan tombol ”on” tersebut guna melakukan pembakaran berikutnya.

5. Setting pengatur suhu ( temperature Controler ) pada posisi 800 derajat Celcius atau suhu yang dikehendaki di dalam ruang bakar. Burner akan secara otomatis menyesuaikan suhu yang telah diset

6. Selesai operasi pembakaran switch pada stop kontak (sumber listrik ) dimatikan, supaya tidak ada pengaruh listrik lagi pada incinerator. Juga umur pakai perangkat otomatis lebih panjang dan tidak cepat rusak

7. Hasil pembakaran atau abu dikumpulkan dengan kantong untuk di bawa ke TPA (Tempat Pengolahan Akhir ) kemudian dilakukan solidifikasi

SIMBOL-SIMBOL BAHAYA DI LABORATORIUM

Label atau simbol bahaya bahan-bahan kimia serta cara penanganan secara umum dapat diberikan sebagai berikut :

1. Explosive (bersifat mudah meledak)

clip_image003

Huruf kode: E

Bahan dan formulasi  yang ditandai dengan notasi bahaya  EXPLOSIVE dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain  bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan  propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances.

Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai contoh, asam nitrat  dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan  dan pengalaman praktis maupun  keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.

Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3

Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)

Keamanan :   Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain  bahkan tanpa oksigen atmosferik.

2. Oxidizing (pengoksidasi)

clip_image005

Huruf kode: O

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya OXIDIZING biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.

Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9

Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

Keamanan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor

 

3. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)

Huruf kode:F+

clip_image007

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya EXTREMELY FLAMMABLE  merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas  dengan udara dapat membentuk  suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.

Frase-R untuk bahan amat sangat  mudah terbakar : R12

Contoh bahan dengan sifat  tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)

Keamanan: Hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.

4. Highly flammable (sangat mudah terbakar)

clip_image008

Huruf kode: F

Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya HIGHLY FLAMMABLE adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai highly flammable.

Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.

Keamanan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, setra hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.

5. Flammable (mudah terbakar)

clip_image010

Huruf kode: tidak ada

Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya FLAMMABLE. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (Flammable).

Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.

Keamanan : Hindari atau jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan api.

6. Flammable Solid ( padatan mudah terbakar)

clip_image012

Padatan yang mudah terbakar didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini :

·       Merupakan bahan peledak basah, Merupakan zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen dari udara), Padatan yang mudah sekali terbakar.

Pembakaran spontan harus mengikuti salah satu syarat : Bahan yang bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material) adalah suatu cairan atau padatan (banyak atau sedikit jumlahnya) yang dalam 5 (lima) menit berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar (menimbulkan api) dengan sendirinya.

Keamanan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api.

7. Toxic (beracun)

clip_image014

Huruf kode: T

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau  kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:

            LD50 oral (tikus)                                                  25 – 200 mg/kg berat badan

            LD50 dermal (tikus atau kelinci)                            50 – 400 mg/kg berat badan

            LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu          0,25 – 1 mg/L

    LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap                   0,50 – 2  mg/L

Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25

Bahan dan formulasi yang memiliki sifat :

§  Karsinogenik                         (Frase-R :R45 dan R40)

§  Mutagenik                             (Frase-R :R47)

§  Toksik untuk reproduksi         (Frase-R :R46 dan R40) atau

Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya TOXIC SUBSTANCES dan kode huruf T.

Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik).

Keamanan :  Hindari Kontak atau masuk kedalam tubuh, segera barobat kedokter bila kemungkinan keracunan.

8. Irritant (menyebabkan iritasi)

clip_image016

Huruf kode : Xi

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. 

Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.

Keamanan : Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.

9. Corrosive (korosif)

clip_image018 

Huruf kode: C

Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.

Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).

Keamanan : Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.

10. Bahan berbahaya bagi lingkungan

clip_image020

Huruf kode: N

Bahan dan formulasi dengan notasi DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi.

Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.

Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.

Keamanan : Hindari kontak atau bercambur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup, limbah dijauhkan dari lingkungan.

Klasifikasi limbah menurut peraturan untuk bahan-bahan berbahaya (the Ordinance for Dangerous Goods

11. Carcinogenic, Tetragenic, Mutagenic

clip_image022

Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic). Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:

1. Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker.

2. Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.

3. Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti    dapat merubah genetic.

4. Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik.

5. Toksisitas terhadap sistem reproduksi.

6. Gangguan saluran pernafasan.

12. Pressure Gas (gas bertekanan)

clip_image023

Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas). Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.

13. Bahan Kimia Radioaktif

clip_image025 clip_image026

Lambang ini menunjukan bahan kimia radioaktif. Bahan kimia radiokatif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih besar daripada 70 kBq/kg atau 2nCi/g (tujuh puluh kilobecquerel per kilogram atau dua nanocurie per gram). Angka tersebut erupakan patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umumnya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan dari badan tenaga atom internasional (internasional atomic energy agency). Namun masih terdapat zat yang walaupun mempunyai aktivitas jenis lebih rendah daripada batas itu dapat dianggap sebagai zat radioaktif karena tidak mungkin ditentukan batas yang sama bagu semua zat mengingat sifat masing-masing zat tersebut berbeda.

14. THE BIOHAZARD SYMBOL

clip_image028

Biohazard simbol yang pada awalnya dikembangkan oleh Dow Chemical Company pada tahun 1966. Insinyur dengan nama Charles Baldwin mengklaim telah secara langsung terlibat dalam penciptaan. Menurut rekening mereka prihatin dengan tidak adanya standardisasi dan disiapkan beberapa kemungkinan desain pasar yang diuji sebelum memilih salah satu yang saat ini diterima sebagai standar. Rupanya mereka ingin desain yang berarti sehingga mereka bisa mendidik publik mengenai tujuan dan memilih jeruk / merah sebagai tes telah menunjukkan itu sebagai "paling terlihat 'warna. Hal itu juga dirancang untuk dapat dikenali dari berbagai sudut. Ketika para pengembang merasa puas, itu "diterbitkan dalam Journal (majalah) Ilmu Pengetahuan dan dengan cepat diterima oleh CDC - Pusat (s) for Disease Control, Keselamatan dan Kesehatan Administrasi dan National Institute of Health. Hari ini diakui oleh sebagian besar orang yang berpendidikan dan telah dikaitkan dengan "Senjata Pemusnah Massal" dan banyak film-film fiksi ilmiah.Banyak orang melihatnya sebagai simbol yang lebih menakutkan bahwa satu di atas untuk radiasi

15. Very toxic

clip_image030

Sifat: Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau  kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Contoh bahan: kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin

16. Harmfull

clip_image032

Sifat: Berbahaya jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Contoh bahan: Uap Bromin, Amonia, Asam sulfat

17.

clip_image034

Sifat Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan sesak nafas merusak saluran pernafasan.

Contoh bahan : Uap H2SO4, HCl, NH3

18.

clip_image036

Sifat : Gas Beracun. Dapat menyebabkan kematian ketika terhirup

Contoh bahan : CO, HCN, H2S

19.

clip_image038

Sifat : Cairan yang mudah terbakar sehingga sedapat mungkin dijauhkan dari sumber api atau bahan pengoksidasi.

Contoh bahan : Gasoline , Ethanol , Isopropanol , Methanol, Acetone , Nitromethane

20.

clip_image040

Sifat : Gas yang mudah terbakar

Contoh bahan : Acetylene, Ammonia, Arsine, Butane, Carbon Monoxide, Cyclopropane, Ethane, Ethylene, Ethyl Chloride, Hydrogen, Isobutan, Methane, Methyl Chloride, Propane, Propylene, Silane

Recent Comments

Marie - The Aristocats 4